Perkembangan media sosial dengan berbagai fitur yang disediakan kini semakin terasa. Bahkan keberadaan berbagai jenis media sosial yang saat ini muncul sudah memberikan dampak hingga ke dunia parenting.
Seperti konten kelahiran bayi, masa-masa seorang anak di mana sudah masuk ke tahap makanan pendamping ASI (MPASI), dan perayaan ulang tahun anak, seringkali kita jumpai di media sosial.
Aktivitas tersebut dinamakan ‘sharenting’, sebuah fenomena dilakukan oleh para orangtua di media sosial mereka tanpa disadari. Perlu ketahui bahwa ‘sharenting’ merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu kata sharing (berbagi) dengan parenting (menjadi orangtua).
Aktivitas sharenting sering sekali mengunggah foto atau video anak-anaknya ke dalam media sosial miliknya seperti Instagram, Twitter, Facebook hingga YouTube. Bahkan tak jarang seluruh media sosial para orangtua menjadi album digital tersendiri untuk merekam pertumbuhan dan perkembangan dari anak-anaknya.
Baca juga : Menjadi Wanita yang Bahagia bukan Sempurna
Beberapa dari warganet banyak mengaitkan dengan privasi anak apakah terganggu atau tidak di kemudian hari? dan bagaimana pandangan psikolog mengenai fenomena tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, E-life kali ini akan mengangkat judul “Hot Isu Soal Sharenting, Ganggu Privasi Anak?”, bersama dengan Psikolog Klinis dari Ohana Space, Monica Sulistiawati, M.Psi.
Baca artikel detikHealth, “e-Life Malam Ini: Hot Isu Soal ‘Sharenting’, Ganggu Privasi Anak?”