KEGUNDAHAN JELANG USIA KEPALA 4 DAN ITNA BLACK GARLIC (IBG)

KEGUNDAHAN JELANG USIA KEPALA 4 DAN ITNA BLACK GARLIC (IBG)

Assalamualaikum,
Selamat Malam dan Selamat berbahagia dalam keadaan apapun yang sedang kita alami baik itu suka ataupun duka.
MasyaAllah Tabarakallah…
Terimakasih Yaa Rabb atas semua nikmat yang Engkau berikan kepada ku
Sedikit bercerita dengan ketikan kata perkata yang menjadi kalimat yang masih kasar dan kadang juga tidak beraturan
Akan tetapi tidak menghentikan niat untuk tetap memperbaiki, niat sharing, niat bercerita berbagi uneg-uneg juga pengalaman..
Terimakasih buat para sahabat, terimakasih buat semuanya. Semoga kedepannya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari. Bisa menjadi umat yang lebih tenang dan bisa bermanfaat untuk sesama.
Aamiin Allahumma Aamiin 🤲
Pada coretan kali ini akan saya beri judul,
KEGUNDAHAN JELANG USIA KEPALA 4 DAN ITNA BLACK GARLIC (IBG)
Tepatnya sekitar 4 tahun lalu, jelang kepala 4 yang ada di pikiran bagaimana supaya bisa tetap sehat, aktif serta produktif
Karena jujur masalah selalu datang tanpa menunggu masalah yang sebelumnya selesai terlebih dahulu.
Itu artinya bagaimana pun, apapun kondisi kesehatan adalah prioritas supaya bisa menghadapi dan menyelesaikan semua dengan baik, Yee kaan…
Anak anak mulai lulus dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi
Rumah harus di putuskan seperti apa
Artinya tidak bisa lagi bermain-main dengan perekenomian. Tabungan banyak terkuras buat itu semua yang memang urgent
Dan ada yang harus di kurangi bahkan yaitu salah satunya budget buat perawatan, vitamin/nutrisi. Memutar otak supaya bisa tetap fit dengan budget yang ada..
Sampai akhirnya terpikir kalau konsumsi Bawang Putih yang Lanang/Tunggal.
Kandungan nya bagus buat tubuh dan harganya juga jauh lebih murah daripada nutrisi yang saya konsumsi sebelum nya dari yang harga jutaan bisa turun di harga seratus ribu. Amazing kaan… 😁🤩
Tidak se simple itu, karena rasa bawang putih mentah apalagi yang Tunggal sangat tidak enak, saya tidak mungkin bisa memakannya.
Sampai ada ide bawang putih yang di rendam dengan madu. Dan ada saudara juga yang sudah konsumsi, hasilnya enak, enteng di badan ga mudah capek. Rasanya juga enak katanya.. Tertarik lah saya untuk membuat nya, beli setengah kilo bawang putih tunggal dan saya rendam madu. Saya simpan dan saya biarkan selama sekitar 2 Minggu.
Ketika saya makan, Noooo…
Rasanya kurang nyaman, masih seperti makan bumbu rujak manis yang ada pedes bawang putih nya. Tidak, saya tidak bisa memakannya.
Dan padahal itu bawang putih sudah berendam dengan full madu di dalam toples besar.
Yaa Tuhan, harus saya apain ini….
Dibuang sayang sekali… Harga madu yang saya pakai lumayan dan bawang putih Lanang tahu sendiri kan beda harganya dengan bawang putih biasa yang di pakai memasak.
Akhirnya saya putuskan untuk memasukan semua bawang dan madu ke dalam blender, berharap saya bisa makan pakai sendok sedikit demi sedikit. Setelah di blender, saya masukkan kembali adonan bawang putih dan madu yang telah tercampur berwarna putih cream itu ke dalam wadah tertutup.
Saya berharap menyimpan nya beberapa lama dan bisa membuat Bawang Putih bisa manis karena tercampur oleh madu dengan sempurna
Setelah dua hari tersimpan dan saya membukanya, waaww baunya sudah menyengat bawang putih dan ketika sayang menyendoknya dan memasukkan ke mulut dengan menutup hidung. Malah muntah…
Iyaaaa itulah pengalaman pahit saya tentang pengen sekali bisa makan bawang putih. Menyedihkan. Dan sudah kapok berusaha melupakan ternyata tidak seindah yang di angan-angan.
Hingga suatu hari saya pergi ke Pondok karena waktunya nengok dan menyemangati si doi supaya terus semangat, rajin belajar di pondoknya. Bermalam disana berkumpul dengan ibu wali yang lain, bercerita saling kasih support juga. Pokoknya seru dan tidak kalah membahagiakan dengan yang pengalaman yang mondok itu sendiri 😁
Ada seorang Umi, beliau Ustadzah, hafidz Al-Qur’an dan usianya sudah se usia neneknya anak anak dan putra beliau masih di bawah tingkat Reno( Arsyad) tapi MasyaAllah ilmu beliau, semangat dan tenaga beliau semuanya jauh lebih dari saya. MasyaAllah
Salam sayang Umi, semoga selalu diberikan Kesehatan, umur panjang, bahagia Dunia akhirat dan Husnul Khotimah 🤲
Beliau memberi kami yang ada di aula itu sebuah makanan yang katanya bagus buat kesehatan. Kami mengambil satu, satu…
Kok warnanya hitam, kok seperti bawang
Banyak sekali pertanyaan dalam hati waktu itu tapi karena penasaran saya kupas dan Bismillah saya makan.
Dan MasyaAllah saya kaget, karena rasanya sangat legit. Manis, sama sekali tidak ada bawang, bawangnya…. Uda kaya makan manisan buah saja. Dari situlah saya penasaran dan mempelajari bagaimana prosesnya, bagaimana membuatnya…
Dan kemudian ada pandemi
Jangankan black Garlic (bawang hitam), Bawang Putih Tunggal nya saja sudah langka karena banyak yang berburu untuk dikonsumsi karena memang sangat efektif mencegah dan mengobati Corona. Alhamdulillah kami sekeluarga aman dari pandemi saat itu karena salah satu nya tetap stok bawang hitam dan bawang putih selalu ada.
Percobaan tetap berlanjut, bahkan tak jarang gagal karena berpikir bisa asal saja
Dan sampai saat sekarang pun saya terus berusaha untuk hasil yang terbaik
Walaupun ada saja kadang kurang nya
Iyaa karena memang masih konvensional
Baca juga : Hope in My life
Sedang proses IBG sendiri butuh waktu yang lumayan panjang, harus steril, harus di lihat tapi tidak boleh sering2 kena angin karena pengaruh di rasanya…
Hehe… Rempong tapi menyenangkan ketika banyak teman dan sahabat yang suka dan Cocok. Kesehatan terbantu dan ber angsur membaik. Bahagiaaa sekali…
Menjadi tujuan utama adalah manfaat dan semoga bisa mendapatkan keuntungan keuntungan yang lain.
Terimakasih Yaa Rabb…
Semua karena Mu dan kepada Engkau juga akan aku niatkan semua asaku
Aamiin…🤲
Terimakasih buat sahabat,
Terimakasih 🥰🥰🥰
Salam sehat selalu, Jaga kesehatan kalian
Karena semua tidak akan ada artinya jika badan kita sakit.
Mohon maaf jika ada hal yang kurang pas karena sekali lagi saya masih dalam tahap belajar. 🙏🙏🙏
Wassalam